UIN Sunan Kalijaga Terima Kunjungan dari Atase Pendidikan Kedutaan Besar Malaysia Jakarta

UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta saat ini sedang gencar bergerak menuju internasionalisasi untuk mewujudkan reputasi dan kualitas perguruan tinggi agar mampu bersaing di tingkat nasional dan internasional. Dalam era revolusi industri 4.0, dunia akademik masa men­datang bahkan akan semakin mengglobal, karena menuntut perguruan tinggi semakin memperkuat inovasi, jejaring dan ko­laborasi institusi dalam dan luar negeri. Seperti bekerja sama dengan Malaysia, sudah dilakukan UIN Sunan Kalijaga sejak tahun 1980-an, diantaranya dengan Universitas Malaya, IIUM, Institut Keguruan (Akademik Pelatihan Guru) dan banyak perguruan tinggi lain yang bekerjasama dengan fakultas dan prodi di UIN Sunan Kalijaga.

“Selain itu, sudah banyak mahasiswa asal Malaysia kuliah di UIN Sunan Kalijaga, bahkan pernah ada alumni yang menyempatkan reuni ke UIN untuk nostalgia masa-masa kuliah,” ujar Wakil Rektor Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga, Prof. Dr. Sutrisno, M.Ag., saat menyambut kedatangan Atase Pendidikan Kedutaan Besar Malaysia didampingi Kepala Biro AUK dan Kepala Biro AAKK, di ruang Pertemuan lantai 2 Gedung Prof. K.H. Saifuddin Zuhri UIN Sunan Kalijaga, Kamis(18/7)

Sementara itu, Atase Pendidikan Kedutaan Malaysia, Mohd. Mubarak Shamsuddin menyampaikan maksud kedatangannya ke UIN Sunan Kalijaga dalam rangka mengetahui progres belajar mahasiswa yang berasal Malaysia.

“Dulu di Kedubes Malaysia ada MSD, Promotion Office, sekarang sudah berganti menjadi EMI (Education Malaysia Indonesia). Dibentuknya EMI ini berdasarkan rasa eratnya hubungan Indonesia dan Malaysia,” lanjutnya.

Ia pun menambahkan bahwa ada kemungkinan jika kampus Malaysia akan membuka cabang di Indonesia. Kedutaan sudah bertemu dengan Kemenag untuk membahas tentang 5000 Doktor. Apabila ada dosen dari UIN Sunan Kalijaga ingin mendaftar di Malaysia akan ditunjuk ke universitas yang masuk kategori QS World University Rankings.

“Kami akan menyambut baik apabila ada dosen yang ingin studi lanjut ke Malaysia. Di IIUM contohnya, di sana banyak mahasiswa internasional. Jika ada mahasiswa UIN yang dikirim ke Malaysia, maka Malaysia pun harus mengirim mahasiswa ke Indonesia” lanjutnya.

Achmad Uzair, M.A., Ph.D., Ketua International Office UIN Sunan Kalijaga pun menanggapi bahwa pada bulan September nanti akan ada konferensi internasional bekerja sama dengan UPM (University Putra Malaysia) untuk memonitoring progres belajar mahasiswa asal malaysia dan pengiktirafan prodi-prodi UIN Sunan Kalijaga oleh MQA Malaysia. Dalam agenda tersebut juga akan bekerja sama dengan berbagai pihak. Selain itu, UIN Sunan Kalijaga mempunyai agenda Student's Academic Visit To Foreign Countries (SAVIOR) yang akan dikirim ke 5 negara untuk belajar selama 2 minggu. Diantaranya : Singapura, Thailand, Brunei Darussalam, Philiphina dan Malaysia.

“Mahasiswa Malaysia saat ini masih banyak belajar di fakultas agama. Sedangkan, di Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora (FISHum) belum ada mahasiswa dari Malaysia. Meskipun demikian, bulan Juni kemarin saat kami mengadakan eNJOY Camp, banyak peserta dari Malaysia. Kami pun berharap dengan adanya kunjungan ini bisa dipromosikan kepada pelajar/mahasiswa asal Malaysia agar belajar di FISHum. Baik melalui International Office ataupun Atase Pendidikan Kedutaan Besar Malaysia,” tambah Dekan FISHum, Dr. Mochammad Sodik, M.Si. (Nurul/Doni)