MAHASISWA UIN SUNAN KALIJAGA HADIRI THAILAND’S NATIONAL ROUNDTABLE DISCUSSION TERKAIT INTERNATIONALIZATION AT HOME

Sebanyak 12 mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, Yogyakarta, yang saat ini tengah mengikuti programstudent mobilitydi Fakultas Sains, Prince of Songkla University (PSU), Hat Yai, Thailand, mendapatkan kesempatan untuk menghadiri forum diskusi internasional (18/3).

Yulia Siti Ambarwati, salah satu mahasiswa UIN Sunan Kalijaga pesertaStudent Mobility, dalam rilisnya yang diterima Humas menyampaikan, Diskusi Meja Bundar Internasional ini merupakan forum diskusi yang diselenggarakan oleh Kantor Hubungan Internasional PSU dan MARCO POLO yang dikoordinasikan oleh University of Seville, Spanyol dan PSU, Thailand sebagai anggota konsorsium. Pertemuan tersebut membahas terkait penerapan internasionalisasi di rumah (Internationalization at Home).

“Senang rasanya, saya dan teman-teman bisa mendapatkan undangan untuk menghadiri acara tersebut. Banyak pelajaran yang dapat saya ambil di forum ini, yang nantinya akan saya bagikan ke temen-temen di kampus, setelah saya pulang ke Indonesia nanti” ungkap Yulia di tengah-tengah keterlibatannya dalam program ini.

Lebih lanjut, Yulia mengatakan bahwa peserta yang menghadiri pertemuan tersebut tidak hanya berasal dari Thailand, namun juga dihadiri oleh peserta dari negara lain, seperti beberapa negara di eropa, Myanmar, dan Indonesia yang diwakili oleh mahasiswa UIN Sunan Kalijaga.

Ms. Porntip Kanjananiyot, Mantan DirekturEksekutif Thailand-United States Education Fund (Fullbright Thailand)yang bertindak sebagai pemateri dan pimpinan forum menyampaikan bahwa, saat ini sangat banyak universitas yang terlalu fokus pada peningkatan peringkat institusi guna mendapatkan pengakuan sebagai‘world class university’.

Menurut Ms. Porntip, penerapan internasionalisasi pada suatu institusi pendidikan tinggi tidaklah terbatas pada banyaknya jumlah mahasiswa asing yang dimiliki ataupun peringkat nasional dan internasional dari institusi terkait saja, namun penerapan internasionalisasi institusi juga dibarengi dengan pengadaan kegiatan kemahasiswaan, perkuliahan, serta sarana dan prasarasana yang baik, demikian jelas Yulia.

Di bagian lain, Kodam Rukadi, salah satu mahasiswa yang tengah menjalani transfer kredit di PSU, yang turut serta di forum internasional ini mengatakan bahwa, hal paling utama yang harus diperhatikan dalam penerapan internasionalisasi institusi adalah terkait perbaikan manajemen pengelolaan dan pelayanan administrasi akademik di universitas. Contohnya dengan melakukan peningkatan kualitas staff akademik dan non akademik, penyediaan fasilitas kampus yang memadai, penggunaan bahasa inggris dalam proses pembelajaran, serta adanya dukungan untuk meningkatkan kualitas penelitian mahasiswa.

“Penerapan internasionalisasi di kampus UIN juga perlu didukung oleh penyediaan fasilitas seperti pengadaandormitorydan peningkatan instrumentasi laboratorium yang lebih unggul dan canggih. Selain itu, UIN juga harus meningkatkan koneksi dan kerjasama dengan universistas-universitas di luar negeri,” demikian pendapat Kodam menyinggung langkah prefentif yang harus dilakukan UIN Sunan Kalijaga dalam menerapkan internasionalisasi di lingkungan kampus UIN.

Kodam juga menambahkan bahwa penguatan dasar keislaman di lingkungan kampus juga perlu dilakukan, dasar keislaman yang tidak hanya diyakini dalam hati oleh para civitas akademiknya, namun juga diwujudkan dalam setiap perkataan dan perbuatannya, mengingat visi besar UIN Sunan Kalijaga untuk mencapaiworld class universitydalam bidangislamic studies.(Habib-Weni/humas)