Kerjasama dengan BPBD Tanggamus, KKN Tematik UIN SUKA Wujudkan Destana

Masyarakat Pekon Kiluan mengikuti pembinaan dan persiapan Pekon Kiluan menjadi Desa Tangguh Bencana didampingi oleh 10 mahasiswa KKN Tematik Tanggap Bencana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta angkatan 99 dan fasilitator dari BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kabupaten Tanggamus. Pembinaan tersebut dilaksanakan di Balai Pekon Kiluan, Kecamatan Kelumbayan, Tanggamus, Lampung, Jumat (12/7).

Fina dan Iwan, fasilitator dari BPBD turut hadir memimpin jalannya diskusi mengenai kebencanaan. "Tujuan dibentuknya Destana atau Desa Tangguh Bencana adalah untuk mewujudkan kerjasama masyarakat yang mandiri dalam penanggulangan bencana dengan kemampuan sumber daya lokal yang ada,” ujar Fina.

Dalam penanggulangan bencana, masyarakat harus mampu mengubah pola pikirnya. Ketika sudah sadar akan pentingnya menjaga alam yang rawan bencana, maka selanjutnya bisa melakukan upaya mitigasi atau pengurangan risiko bencana. "Langkah awal dalam terbentuknya Destana adalah masyarakat yang mampu mengkaji secara mendalam potensi bencana, dan masyarakat yang mampu mencari solusi risiko bencana secara mandiri,” lanjut Fina.

Bencana merupakan urusan bersama dan Destana bukan proyek perorangan atau suatu kelompok melainkan program pemerintah untuk menyiapkan desa mandiri terhadap bencana yang terjadi di desa tersebut dengan bekerjasama antar semua unsur di masyarakat termasuk masyarakat berkebutuhan khusus (difabel). Dalam hal itu, masyarakat yang menjadi pelaku utamanya. Dalam hal pembangunan, pemanduan pembangunan juga memerlukan waktu yang berkelanjutan, sebab pembangunan membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk mengembalikan kondisi semula.

Destana berbeda dengan Kampung Siaga Bencana (KSB), prinsip dan tujuannya sama, namun pelaksanaannya berbeda. Destana tidak diawali dengan simulasi, namun dengan kajian awal untuk membuat peta bencana atau titik yang berisiko bencana. "Konsepnya hampir sama, hanya saja Destana membahas mulai dari pencegahan, respon ketika terjadi bencana, hingga setelah bencana terjadi," kata Fina.

Setelahpembinaan itu selesai, BPBD membentuk suatu Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB) yang beranggotakan dari masyarakat Pekon Kiluan. Forum tersebut diketuai oleh Kadek Rubi, dan sekretaris forum oleh Rudi. Iwan pun menambahkan bahwa forum maupun organisasi bencana tidak selalu didampingi oleh BPBD, sehingga masyarakatnya akan menyusun rencana penanggulangan bencana mandiri sesuai dengan desanya. Kemudian akan dianggarkan dari anggaran desa yang akan bersinergi dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM Desa).

"Tujuan dibentuknya forum ini adalah untuk berdiskusi mencari solusi seputar penanggulangan bencana,” tutup Iwan. Diharapkan peran serta berbagai unsur masyarakat mampu memaksimalkan upaya dalam mewujudkan Pekon Kiluan menjadi Desa Tangguh Bencana. (Nurul/KKN)