Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Tambah 2 Doktor Lagi

Dr. Nur Hidayat, M. Ag., Dosen Prodi Pendidikan Agama Islam, UIN Sunan Kalijaga (54 tahun) merasa sangat plong, studi Doktoralnya bisa selesai dengan baik. Sehingga Nur Hidayat menambah barisan Doktor yang dimiliki UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Selain Nur Hidayat, ada satu lagi Dosen UIN Sunan Kalijaga yang baru saja meraih gelar Doktor, Yakni Umi Baroroh. Keduanya adalah Dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.

Sebagai Dosen yang telah mengajar kurang lebih 24 tahun di Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Nur Hidayat merasa banyak memetik manfaat saat melakukan penelitian disertasinya di Pondok Pesantren Pabelan, Magelang. Pengumpulan data dalam jangka lama, membuat Bapak empat putra ini harus sering berhari-hari tinggal di Pondok Pabelan. Sehingga ia menjadi bisa menyelami bagaimana kehidupan para santri di Pondok, bagaimana hubungan para pengasuh Pondok Pabelan dengan para santrinya dan lain lain.

Pembelajaran yang berlangsung di Pondok Pesantren Pabelan tidak hanya bersifat transfer knowladge, namun juga menanamkan bagaimana memelihara lingkungan hidup, mengembangkan sikap peduli, membentuk pribadi yang berdisiplin tinggi, membiasakan memelihara kesehatan fisik dan mental, pengkajian al Qur’an sebagai pedoman hidup sehari-hari. Implementasi pembelajaran juga diwarnai dengan praktek-praktek Kithabah dan latihan fisik, pembiasaan-pembiasaan nilai-nilai kebaikan dan lain laian. Keteladanan para kyai dan pengasuh pesantren juga sangat kuat. Sehingga prakter-praktek pembentukan karakter kepada semua santri bisa dijadikan contoh untuk di terapkan di lembaga-lembaga sekolah yang lain.

Hasil riset Nur Hidayat yang dituangkan dalam karya Disertasi untuk meraih gelar Doktor bidang Psikologi Pendidikan Islam yang berjudul Model Pendidikan Karakter di Pondok Pesantren Pabelan Magelang Jawa Tengah dipresentasikan di hadapan Promotor dan Tim Penguji, di kampus UMY, 27/11/17 lalu. Ia melakukan riset kualitatif dengan pendekatan fenomenologis. Melalui risetnya ini, Nur Hidayat ingin menemukan rumusan ideal model pendidikan karakter sebagai upaya untuk menanggulangi kemerosotan nilai-nilai moral, budi pekerti dan karakter pada anak didik yang terjadi pada dekade sekarang ini.

Setelah melakukan analisa data dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi, menurut Promovendus, proses pembelajaran di Pondok Pesantren Pabelan yang bisa dijadikan contoh bagi para pendidik diantaranya: penanaman nilai-nilai religius, kepedulian sosial, kerja keras, mandiri, tanggungjawab, kedisiplinan, kesederhanaan. Penanaman nilai-nilai tersebut dilakukan melalui metode keteladanan dan pembiasaan. Keteladanan meliputi pendidikan langsung kepada para santri, kesabaran dan memberi contoh kepada para santri dalam hal beribadah, beramal hanya karena Allah (ikhlas), kesederhanaan, semangat hidup yang tinggi, kerja keras, sungguh sungguh, wawasan yang terbuka dan kewibawaan. Model pembiasaan meliputi kegiatan shalat berjamaah, muhadharah/khitabah, belajar, cara tidur, olah raga, pramuka, cara makan, dan kegiatan mengaji.

Sementara itu, Dr. R. Umi Baroroh, M. Ag., Dosen Pendidikan Bahasa Arab (46 tahun) meraih gelar Doktor setelah mempertahankan karya Disertasinya yang berjudul Model Model Balajar Bahasa Arab di Indonesia. Karya riset kualitatif-interaktif dengan jenis studi kasus kolektif Umi dipertahankan di hadapan tim penguji; Dr. Phil Sahiron, MA., Prof. H. Sugirin, Dr. H. Tulus Musthofa, Lc., MA., Prof. Dr. H. Sugeng Sugiono, MA., Dr. H. Sukamto, MA., Dr. Sembodo Ardi Widodo, MA., Prof. Dr. H. Taufik Ahmad Dardiri, SU., di ruang Promosi Doktor, Program Pascasarjana, kampus UIN Sunan Kalijaga.

Menurut Umi, motivasi penelitiannya dilatar belakangi oleh situasi; perubahan paradigma pendekatan pendidikan di Indonesia dari teachers centered ke student centered. Kedua, banyaknya lembega pendidikan madrasah, pesantren dan sekolah berbasis Islam di Indonesia belum banyak yang menerapkan model pembelajaran Bahasa Arab yang berhasil mengantarkan anak didk mencapai sukses belajar bahasa Arab. Ketiga, minat anak didik untuk belajar bahasa Arab di Indonesia masih rendah dikarenakan minimnya model pembelajaran bahasa Arab yang berhasil mengantarkan anak didik memiliki kapabilitas berbahasa Arab yang dibangun dari pengalaman belajar orang orang Indonesia yang belajar di Indonesia juga.

Dari hasil analisa tentang model-model pembelajaran bahasa Arab di Indonesia ditemukan hal hal yang berpengaruh terhadap sukses tidaknya belajar bahasa Arab ditentukan antara lain oleh: 1. Pengalaman belajar bahasa Arab sang guru baik terkait dengan kompetensi bahasa Arab represif dan produktif, 2. Model-model bahasa Arab yang diterapkan terkait kompetensi represif, ada 9 model dan kompetensi produktif ada 15 model, 3. Faktor motivasi untuk sukses mempelajari bahasa Arab. Faktor motivasi bisa berasal dari guru. Keberhasilan anak didik mempelajari bahasa Arab dipengaruhi tinggi rendahnya kompetensi guru, kepedulian guru terhadap anak didik dan kepandaian guru memahami lingkungan dan suport anak didik, demikian jelas Umi. (Weni/doni-Humas)