Program Doktor PAI, UIN Sunan Kalijaga Luluskan Doktor Ke 8 Ir. Sumarsono, S.T., M. Kom, Berhasil Integrasikan Keilmuan Informatika Dan Ilmu PAI

Program Doktor Pendidikan Agama Islam (PAI), Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta kembali meluluskan Doktor baru. Sumarsono lulus dengan predikat Cumlaude setelah mempertahankan karya riset disertasinya, bertempat di Aula Pertemuan lantai 3 gedung Pendidikan Profesi Guru (PPG) FITK UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Sambilegi,, 4/7/2023. Promovendus, Sumarsono merupakan Dosen Teknik Informatika, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Sunan Kalijaga. Sumarsono, merupakan Doktor kedelapan yang dihasilkan oleh Program Studi PAI, FITK, UIN Sunan Kalijaga semenjak didirikan pada tahun 2017.

Dosen Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga ini ini berhasil mempertahankan disertasinya yang berjudul “Pengembangan Model Pembelajaran Ranah Afektif Melalui Massive Open Online Course System pada Program Studi Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam.” Jika pembelajaran melalui Massive Open Online Course system (MOOCs) lebih mengedepankan pencapaian ranah kognitif dan psikomotorik, Sumarsono menginvestigasi potensi sistem tersebut untuk dikembangkan pada ranah afektif.

Dengan menggunakan pendekatan Design Based Research dalam penelitian dan pengembangan pada bidang pendidikan, Sumarsono menemukan bahwa rancangan model pembelajaran afektif melalui MOOCS ini mampu menutup kelemahan MOOCs yang selama ini telah berjalan; PTKI PAI sebagai perguruan tinggi besar dapat menyelenggarakan MOOCs dengan mengadopsi model pembelajaran afektif melalui model Moral Consideration dan Cognitive Moral Development; dan model ini mampu mendorong setiap mahasiswa berpartisipasi aktif memberikan analisis kritis dan berkolaborasi bahkan berkontribusi dalam pembentukan sikap perilaku yang baik.

Ujian Promosi Sumarsono kali ini menghadirkan para penguji yang hampir semuanya berasal dari UIN Sunan Kalijaga. Bertindak sebagai Ketua Sidang adalah Dekan FITK, Prof. Dr. Sri Sumarni, M.Pd., yang didampingi oleh Sekretaris Sidang, Prof. Dr. Sukiman, M.Pd., yang merupakan Ketua Prodi Doktor PAI. Promotor I adalah Prof. Dr. Sutrisno, M.Ag. dan Promotor II adalah Ir. Agung Fatwanto,M.Kom. Ph.D. Adapun para penguji, mereka adalah Prof. Dr. Sigit Purnama, S.Pd.I., M.Pd., Dr. Ir. Bambang Riyanta, S.T., M.T. (yang merupakan satu-satunya yang bukan dari UIN Sunan Kalijaga tetapi dari UMY), Dr. Bambang Sugiantoro, S.Si., M.T., dan Dr. Nurhadi, M.A.

Dalam presentasinya, Sumarsono menjelaskan bahwa terdapat beberapa tantangan untuk menerapkan MOOCs yaitu: (1) Penyelesaian akhir Mahasiswa mengikuti pembelajaran afektif MOOCs masih rendah; (2) Kemampuan Dosen menyusun instrumen pembelajaran afektif; (3) Keterlibatan Dosen menyusun CP belum optimal; (4) Realisasi Kurikulum OBE, CP dan CPMK belum optimal; dan (5) Program Studi PAI belum memiliki instrumen pembelajaran dan penilaian sikap yang memadai.

Sumarsono juga berhasil mengidentifikasi bahwa pembelajaran ranah afektif di MOOCs membutuhkan waktu khusus, pemberian rewarding bagi reviewer eksternal perlu dilakukan, keberagaman sumber umpan balik memberi manfaat obyektifitas, berbagi pengalaman dan feedback memiliki dampak positif, respon positif Dosen terhadap model pembelajaran afektif perlu ditunjukkan, Mahasiswa memiliki ketertarikan pada bagian sharing pengalaman, dan model ini memberi pengembangan berfikir kritis Mahasiswa.

Penelitian ini menjadi cukup penting karena karakternya yang multidisipliner yang berhasil mengintegrasikan antara keilmuan Informatika dan keilmuan Pendidikan Agama Islam yang selama ini menjadi konsen dan misi UIN Sunan Kalijaga yakni Integrasi dan Interkoneksi keilmuan.

Sementara itu, dalam sambutannya, Promotor I, Prof. Dr. Sutrisno, M.Ag., menyampaikan bahwa topik yang diteliti ini merupakan topik menarik yang dibutuhkan tidak hanya oleh lembaga dimana promovendus mengabdi sebagai Dosen. Tetapi juga di lingkungan PTKI secara umum. Usaha terpenting yang dilakukan Sumarsono adalah mengawinkan dua disiplin keilmuan antara Teknik Informatika dengan Pendidikan Agama Islam. Terdapat integrasi keilmuan yang memiliki lahan penelitian yang sangat luas ke depannya. Penelitian integratif seperti ini menurut Prof. Sutrisno perlu terus dikembangkan karena dapat menciptakan wilayah baru penelitian yang tidak tersingkap sebelumnya. (Fauzi/Alfan)