International Student Conference (ISC) di kampus FUPI UIN Suka

Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam (FUPI) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta menggelar acara International Student Conference (ISC) di kampus FUPI, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 30-31/2021. Tahun ini adalah pelaksanaan ISC yang kedua kalinya, dan menghadirkan narasumber dari lintas negara, dengan mengangkat tema Religion and Disruptive Technologies in The Digital Age. Narasumber yang dihadirkan pada konferensi ini adalah Dicky Sofjan, Ph.D (Universitas Gadjah Mada), Dr. Baptiste Brodard (Postdoctoral Fellow of Universidad Veracruzana, Mexico), Muammar Zayn Qadafy, Ph.D., candidate of Albert Ludwig Universitas Jerman), Dr. Kholoud al-Ajarma (The University of Edinburgh) dan Finsensius Yuli Purnama (Doctoral Student of UGM, Lecturer at Widya Mandala Surabaya Catholic University WMSCU)

Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Prof. Dr. Phil Al Makin menjadi narasumber dalam pembukaan konferensi ini bersama Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia, Dr. Dra. Hj. Ida Fauziyah, M.Si., dan dihadiri pula oleh Wakil Rektor I Prof. Dr. Iswandi Syahputra, S.Ag., M.Si., Dekan Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam, Dr. Inayah Rohmaniyah, S.Ag., M.Hum., M.A. serta Wakil Dekan III bidang kemahasiswaan FUPI, Dr. Shofiyullah Muzammil, M. Ag.

Baca juga: Konferensi Global UIN Suka Membawa Pesan Perdamaian untuk Indonesia dan Dunia

Mewakili panitia, Kirwan, menyambut dengan hangat para pembicara dan peserta serta kegiatan ISC 2021. Kirwan menyampaikan, konferensi pertama ISC terlaksana pada bulan November 2020 dengan peserta berjumlah 15 orang dan seluruh peserta berasal dari Indonesia. Pada tahun ini, terjadi peningkatan jumlah peserta mencapai 50 orang dan latar belakang peserta lintas Negara. Ada pula 6 peserta yang berasal dari Pakistan dan India. Kirwan berharap, konferensi ini dapat menjadi ajang berbagi perspektif mengenai tema yang sedang dibahas, yakni; Religion and Disruptive Technologies in The Digital Age.

Rektor UIN Sunan Kalijaga, Prof. Phil Al Makin, MA, dalam sambutannya menyampaikan rasa bahagia dan terima kasih kepada para invited speakers, peserta konferensi dan khususnya Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam serta seluruh panitia atas terlaksananya kegiatan ISC 2021 ini. Prof. Al Makin menjelaskan bahwa kecepatan informasi di era sekarang ini memberikan tantangan juga peluang.

“Jika kita melihat semua itu hanya tantangan, maka semuanya itu adalah tantangan. Namun, jika disruptions tersebut kita lihat sebagai suatu kesempatan atau peluang, maka hal-hal tersebut adalah peluang.” Prof. Al Makin menghimbau untuk melihat tantangan juga sebagai peluang, dengan mengambil hal baik yang dapat dimanfaatkan. Kecepatan informasi yang ada, dapat kita manfaatkan untuk mencari literatur yang dapat memperluas wawasan dan mendukung aktivitas perkuliahan, seperti UIN Sunan Kalijaga yang memiliki 85 jurnal yang dapat diakses secara online melalui E-Library UIN Sunan Kalijaga. Prof. Al Makin juga memberikan motivasi bahwa ada banyak “pintu” jika kita ingin memperluas perspektif, melihat masalah dengan berbagai macam alternatif penyelesaian, asalkan dapat fokus. “Jika kita bingung terhadap suatu hal, maka kita akan tersesat,”kata Prof. Phil Al Makin.

Sebagai seorang intelektual, akademika UIN Sunan Kalijaga harus meningkatkan literasi dengan membaca aneka jurnal, minimal Jurnal UIN Sunan Kalijaga, serta berikhtiar meningkatkan kemampuan bahasa dengan meningkatkan kepercayaan diri dalam menggunakan bahasa asing. Ada banyak jalan untuk belajar, ada banyak media, pergunakanlah kesempatan yang ada meningkatkan kapasitas diri di era yang serba cepat ini.

Dr. Inayah Rohmaniyah, S,Ag., M.Hum., M.A. menyampaikan, International Student Conference adalah kegiatan tahunan yang dilaksanakan oleh Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, dan tahun ini merupakan tahun kedua dilaksanakannya ISC. Selain ISC, Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam juga menyelenggarakan berbagai kegiatan berskala Internasional seperti Ushuluddin International Conference (USICON), dan IAT Summer School untuk mencapai visi menjadi unggul dan terkemuka dalam pemaduan dan pengembangan Studi keushuluddinan dan keilmuan bagi peradaban. Menjadi fakultas yang memiliki reputasi terbaik skala nasional dan setara dengan standar global.

Di era digital, kecepatan informasi memberikan diseminasi pengetahuan dan memberikan kita kemudahan untuk mengetahui perkembangan dunia dan ilmu pengetahuan. Namun, penyalahgunaan teknologi juga mengakibatkan munculnya konten media yang mengarah kepada intoleransi, kekerasan, dan pelecehan seksual. Kita dapat berkontribusi dengan membawa permasalahan ini ke meja diskusi dan berusaha memberikan ide terbaik yang kita miliki. Dr. Inayah berharap, konferensi ini dapat menjadi ikhtiar akademika untuk berijtihad melalui riset multidisipliner dengan berdasar pada kemaslahatan hidup manusia agar lebih baik. Serta dapat melanjutkan dalam bentuk aksi nyata sebagai bagian dari masyarakat global. Dr. Inayah juga mengapresiasi kerja keras panitia yang telah mensukseskan ISC 2021 ini dan berhasil menerima paper dari berbagai provinsi dari Indonesia bahkan luar negeri, dan mengucapkan terima kasih atas partisipasi para peserta konferensi yang telah menunjukkan tingginya minat penelitian terhadap tema ISC 2021 ini.

Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia, Dr. Dra. Hj. Ida Fauziyah, M.Si., mengapresiasi penyelenggaraan acara ISC 2021 karena sungguh sangat relevan dengan tantangan yang masyarakat Indonesia hadapi saat ini. Salah satu kunci agar generasi muda bisa ikut produktif dalam membangun bangsa dengan menjauhi Ideologi dan pemikiran radikal yang bisa memicu perpecahan dan perselisihan di masyarakat. Bu Menteri menyebutkan, ada persinggungan kuat antara naiknya pemahaman keberagamaan konservatif dengan kemudahan teknologi informasi di era digital saat ini.

Fenomena demokratisasi dalam hal informasi tidak lagi didominasi media atau sumber-sumber informasi mainstream. Hanya dengan medsos semua orang bebas menyampaikan pendapat tentang apapun, dimanapun dan kapanpun. Apabila tidak diimbangi dengan literasi yang cukup, maka kita akan rentan dengan konten-konten negatif termasuk konten konservatisme dalam beragama. Bu Menteri berharap, sivitas akademika tidak ikut menyebarkan konten yang memperkuat suasana keberagamaan yang konservatif, serta agar tidak melupakan peranan dakwah di dunia nyata karena menjadi kunci penting untuk membendung pengaruh paham radikal konservasi di era digital. “Semoga acara ini dapat menjadi katalisator untuk memperjuangkan moderasi beragama di era digital,” harap Dr. Dra Hj. Ida Fauziyah, M.Si.(Weni/Ihza)

ISC 2021 ini bisa kembali sisaksikan dalam channel youtube Tim Media FUPI atau melalui link https://youtu.be/fEjmKVi1xtI