WhatsApp Image 2025-06-16 at 11.56.36.jpeg

Senin, 16 Juni 2025 11:29:00 WIB

0

Rektor Lantik Prof Dwi Agustina sebagai Ketua LPM Periode Antarwaktu 2024-2028 UIN Sunan Kalijaga

Pelantikan Prof. Ir. Dwi Agustina Kurniawati, ST, MEng, PhD, IPM, ASEAN Eng sebagai Ketua Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) Periode Antar Waktu 2024-2028 Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta pada Senin (16/6/2025), menandai babak baru penguatan sistem mutu akademik di salah satu kampus Islam tertua di Indonesia itu. Di tengah derasnya arus transformasi perguruan tinggi, tantangan menjaga mutu institusi kini tidak lagi hanya bersifat administratif, melainkan juga sangat substantif.

Pelantikan Prof Dwi Agustina yang akrab disapa Prof Nanis, berlangsung khidmat di Ruang Rapat Lantai 1 Gedung PAU, dihadiri para pejabat di lingkungan universitas, mulai dari Rektor, Wakil Rektor, Ketua dan Sekretaris Senat, Dekan dan Direktur Pascasarjana, ketua Lembaga, serta para koordinator pusat LPM UIN Sunan Kalijaga. Bertindak sebagai saksi adalah Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum, Perencanaan, dan Keuangan Dr Mochamad Sodik, M.Si, serta Kepala Biro Administrasi Umum dan Keuangan Dr Ali Sodiq. Sementara itu, pengambilan sumpah dilakukan langsung oleh Rektor, dan didampingi oleh rohaniawan Prof Dr Maksudin. Setelah itu, Prof Nanis membacakan fakta integritas, sebuah pernyataan komitmen moral untuk menjalankan tugas dengan penuh tanggung jawab dan dedikasi.

Penunjukannya didasarkan pada Keputusan Rektor UIN Sunan Kalijaga Nomor 101.1 Tahun 2025. Sosok ini bukan nama baru dalam dunia penjaminan mutu. Rektor Prof Noorhaidi Hasan menyebutnya sebagai teknokrat tangguh yang terbukti piawai menangani berbagai borang akreditasi, baik di tingkat nasional maupun internasional.

“Beliau tahu bagaimana kampus kelas dunia bekerja,” ujar Prof.Noorhaidi dalam sambutannya. Rektor menegaskan bahwa kerja-kerja penjaminan mutu harus dilakukan dengan pendekatan yang tidak sekadar mengejar nilai di atas kertas, melainkan menyentuh substansi akademik.

Rekam jejak akademik Prof Nanis memang mengesankan. Ia menyelesaikan pendidikan sarjana di Institut Teknologi Bandung, melanjutkan studi magister di Universiti Teknologi Malaysia, dan meraih gelar Ph.D di Nanyang Technological University, Singapura, sebuah universitas yang konsisten masuk jajaran 20 besar dunia.

Diangkatnya Prof Nanis sebagai ketua LPM bukan hanya soal penunjukan administratif, tetapi juga upaya membangun kepemimpinan kolektif. Rektor menekankan bahwa dalam kerja akademik, prestasi individual harus berkontribusi pada keberhasilan tim. “Saya hanya kebetulan menjadi kapten, tapi kemenangan ditentukan semua pemain,” katanya.

Tahun 2028 mendatang menjadi titik krusial. Masa berlaku akreditasi institusi akan berakhir, dan seluruh Civitas akademika dihadapkan pada pekerjaan besar mempertahankan status “Unggul” yang telah diraih. Di sinilah peran LPM menjadi strategis. Ia tidak sekadar mengelola data dan dokumen, tetapi juga harus mengorkestrasi sinergi antarunit, dari tingkat prodi hingga universitas.

Dalam konteks ini, Prof Nanis diharapkan menjadi penggerak sekaligus jembatan. “LPM harus benar-benar solid dalam koordinasi. Tidak ada yang sulit jika kita diskusikan dan tangani bersama,” tegas Rektor.

Pelantikan ini juga menjadi momentum yang menegaskan pentingnya budaya mutu yang berkelanjutan. Bukan hanya soal pemenuhan indikator, melainkan tentang bagaimana nilai-nilai akademik dijaga dan dikembangkan. Dalam banyak kasus, perguruan tinggi terjebak pada pencapaian formal yang tidak diiringi dengan perbaikan substansi.

UIN Sunan Kalijaga ingin menghindari jebakan itu. Sebagaimana dinyatakan Rektor, mutu akademik harus nyata dalam proses pembelajaran, karya riset, serta pengabdian yang berdampak. Dalam hal ini, LPM diharapkan menjadi motor penggerak transformasi akademik yang tidak semata-mata administratif.

Dengan latar belakang keilmuan di bidang teknik industri dan pengalaman mengelola prodi-prodi sains dan teknologi, Prof Nanis dinilai memiliki perspektif manajerial yang kuat. Itu menjadi bekal penting dalam membangun sistem mutu kampus yang berbasis data, terukur, namun tetap adaptif dan manusiawi.

Di tengah tantangan zaman, kerja-kerja LPM akan semakin kompleks. Namun, dengan kepemimpinan yang kuat dan kolaboratif, tantangan itu justru bisa menjadi jalan menuju peningkatan mutu yang lebih bermakna. Dalam konteks ini, pelantikan Prof Nanis bukan sekadar pengisian jabatan, melainkan bagian dari strategi jangka panjang kampus untuk menjaga mutu dari hulu.(humassk)