BADAI DAN BARA PALESTINA

Oleh : Dr. Hamdan Daulay, M.Si. M.A., (Ketua program Magister KPIUIN Sunan Kalijaga Yogyakarta).

Badai dan bara yang melanda Palestina telah menelan ribuan korban jiwa. Tidak hanya pihak militer yang menjadi korban, justru kaum perempuan, anak-anak dan orang tua yang lebih menderita. Pejuang Hamas tak kenal lelah membela hak-hak rakyat Palestina yang sudah puluhan tahun tertindas kebiadaban penjajahan Israel. Anehnya, logika yang dibangun Amarika (Barat), setiap kali ada serangan kepada Israel disebut tindakan “teroris”. Namun sebaliknya, kalau Israel membantai ratusan ribu rakyat Palestina, didiamkan saja dan itu bukan tindakan teroris di mata Amerika (Republika, 9 Desember 2021). Kejahatan Israel dan Amerika di Palestina sudah berlangsung lama, dan seolah dibiarkan saja terjadi penindasan, penjajahan dan penggusuran. Amerika yang menyebut dirinya negara yang paling demokratis, dan menghargai nilai-nilai keadilan, dan mencegah penindasan, ternyata tidak berlaku di Palestina.

Ketika penderitaan rakyat Palestina sudah sampai pada titik nadir karena kebiadaban Israel, wajar mereka melakukan perlawanan sesuai kemampuan yang mereka miliki. Sama halnya dengan perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajah, walaupun dengan senjata bambu runcing, semangat juang terus bergelora menghadapi penjajah yang memiliki senjata jauh lebih modern. Harga diri bangsa jauh lebih penting dari berbagai ancaman yang dilakukan penjajah. Apalagi di era modern saat ini, nilai-nilai demokrasi dan hak asasi manusia menjadi bagian penting dalam peradaban manusia, maka sejatinya tidak boleh lagi ada penjajahan di muka bumi. Dengan dalih apapun tidak boleh ada rakyat yang tertindas karena kekejaman penjajah. Karena sesungguhnya penjajahan bertentangan dengan nilai demokrasi dan nilai-nilai kemanusiaan.

Kebiadaban Israel

Penderitaan rakyat Palestina sudah mencapai titik nadir karena kebiadaban Israel yang di luar batas. Hampir setiap hari Israel membunuh dan menggusur rakyat Palestina. Kekejaman dan Kejahatan sistematis yang dilakukan Israel di Palestina melebihi tindakan teroris, namun Amerika selalu membelanya. Logika demokrasi dan keadilan menjadi kacau dan berantakan karena ketidak konsistenan Amerika dalam mempraktikkan demokrasi dan keadilan di Palestina. Seandainya Amerika tidak membela Israel dalam berbagai kejahatan yang dilakukan, badai dan bara yang terjadi di palestina akan bisa segera berakhir. Namun sepanjang Amerika terus membela kejahatan yang dilakukan Israel, maka bara dan badai akan terus melanda Palestina. Bukan semata persoalan kuatnya senjata Amerika dan Israel di satu sisi, dan lemahnya senjata pejuang Palestina di sisi lain.

Namun di atas kekuatan senjata, ada semangat juang rakyat yang tertindas dengan munculnya badai dan bara yang bisa membakar kawasan. (Riza Shihbudi, Bara Timur Tengah, 2013: 136) Keangkuhan dan kekejaman yang dipertontonkan Israel dan Amerika selama ini di Palsestina merupakan standar ganda. Nilai keadilan dan demokrasi hendaknya berlaku bagi semua umat manusia di manapun berada. Rakyat Palestina juga berhak mendapat keadilan dan kedamaian sebagaimana warga negara lain di muka bumi. Ketika rakyat Palestina terjajah, tertindas dan tergusur dari tanah kelahirannya, Amerika hendaknya berlaku adil. Jangan membiarkan dan membela kejahatan dan kebiadaban Israel yang semakin menggila di Palestina. Tatanan demokrasi dan nilai-nilai keadilan menjadi berantakan manakala Amerika melakukan tindakan yang bertentangan dengan akal sehat.

Kini rakyat Palestina yang menderita dan tertindas oleh kebiadaban Israel, membutuhkan bantuan nyata dari masyarakat internasional. Solideritas sosial atas nama nilai-nilai kemanusiaan perlu diwujudkan untuk rakyat Palestina. Masyarakat Indonesia yang menghargai nilai-nilai demokrasi dan menentang segala bentuk penjajahan di muka bumi, tentu sejak awal mendukung perjuangan rakyat palestina yang tertindas. Dukungan masyatrakat Indonesia pada rakyat Palestina tidak hanya sebatas retorika, melainkan tindakan nyata dengan mengumpulkan dana puluhan dan ratusan milyar, bahkan membangun rumah sakit di Gaza.

Ketika warga Palestina sangat menderita karena kebiadaban Israel, banyak orang yang bersimpati dan memberi bantuan. Termasuk masyarakat Indonesia sebagai sahabat lama Palestina selalu konsisten. Perjuangan panjang rakyat Palistina untuk keluar dari belenggu kejahatan dan penjajahan Israel, bisa berhasil manakala masyarakat Arab bersatu. Entah sudah berapa banyak anak-anak Palestina yang jadi korban kebiadaban Israel, dan sudah begitu banyak resolusi PBB kepada Israel, namun seolah tidak berarti. Bagi Israel, sejuta kutukan pun dianggap “angin lalu”, karena sejahat apa pun tindakan yang mereka lakukan, selalu didukung Amerika. Celakanya lagi, Negara-negara Arab “sangat lemah” dihadapan Israel dan Amerika, karena rapuhnya persatuan. Sesungguhnya, kalau Negara-negara Arab bersatu, Israel dan Amerika tidak akan melakukan kejahatan dan kebiadaban di Palestina.