IMG-20250624-WA0181.jpg

Selasa, 24 Juni 2025 19:30:00 WIB

0

Belajar dari Akar: Dosen CPNS UIN Sunan Kalijaga Menyatu dengan Denyut Administrasi Kampus

Sebanyak 68 Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) UIN Sunan Kalijaga resmi memulai tugasnya sejak menerima Surat Keputusan (SK) pengangkatan pada Kamis, 5 Juni 2025. Dari jumlah tersebut, sekitar dua pertiga merupakan formasi dosen yang akan mengisi berbagai program studi di lingkungan kampus. Namun, tahun pertama mereka bukan langsung dipenuhi aktivitas mengajar, meneliti, maupun pengabdian. Sesuai arahan Rektor, Prof. Noorhaidi Hasan, para dosen CPNS terlebih dahulu “turun gunung” ke ranah administrasi, menyatu dalam ritme kerja tenaga kependidikan. Inilah proses pembinaan integratif yang membuka pintu pemahaman menyeluruh tentang denyut hidup kampus.

Di balik kebijakan ini, ada visi yang dijabarkan oleh Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga, Prof. Dr. Istiningdiah. Ia menegaskan bahwa penempatan dosen CPNS di bagian administrasi bukan sekadar formalitas, melainkan bagian dari upaya membangun fondasi dosen yang holistik.


“Kami mengharapkan para dosen tidak hanya fokus pada penguasaan aspek keilmuan, tetapi juga memahami bagaimana layanan akademik, tata kelola kelembagaan, dan prosedur administratif menopang sistem pendidikan tinggi. Itu akan membentuk dosen yang adaptif, kolaboratif, dan memiliki sense of belonging yang kuat terhadap institusi,” tegasnya.

Lebih dari itu, Prof. Istiningsih mengingatkan bahwa tidak menutup kemungkinan para CPNS ini akan dipercaya menduduki jabatan struktural di masa mendatang. Posisi seperti ketua program studi, kepala laboratorium, Dekan, dan jabatan sejenis membutuhkan kapasitas administratif yang tidak bisa dibentuk secara instan. "Pengetahuan dan pengalaman langsung dalam pengelolaan administrasi menjadi bekal yang sangat berharga untuk memastikan mereka siap menjalankan peran strategis tersebut dengan profesionalisme tinggi," tambahnya.

Kebijakan tersebut ternyata menjadi pengalaman yang berkesan dan bermanfaat bagi para dosen CPNS. Dr. Eric Kunto Aribowo, dosen CPNS Program Magister pada Prodi Bahasa dan Sastra Arab Fakultas Adab dan Ilmu Budaya, mengungkapkan betapa strategisnya penempatan awal ini.


“Saya ditempatkan di bagian pelayanan akademik. Dari sana, saya bisa melihat langsung proses tata kelola pelayanan mahasiswa dan bagaimana prosedur administrasi berjalan. Ini menjadi bekal penting untuk pelayanan ke mahasiswa, seperti dalam pembimbingan akademik maupun tugas akhir,” ungkapnya.

Ia juga mengapresiasi bagaimana tenaga kependidikan menjadi teladan nyata dalam membangun etos kerja dan pelayanan. Tak hanya itu, diskusi informal di luar jam kerja tentang tradisi akademik, metodologi pengajaran, hingga riset bersama sesama dosen membuatnya merasa lebih cepat masuk ke dalam ekosistem akademik kampus.

Namun, bukan berarti semua berjalan tanpa tantangan. Eric menyebut bahwa jadwal Latihan Dasar (Latsar) CPNS yang saat ini memasuki tahap 1 pembelajaran mandiri melalui MOOC ini juga membutuhkan konsentrasi dan manajemen waktu yang ekstra. “Ini tantangan yang mendewasakan. Keduanya penting, dan harus dijalani dengan komitmen,”  ungkapnya. Di satu sisi, ia harus menjalankan tanggung jawab di kampus yang menuntut ketelitian, pelayanan prima, dan koordinasi lintas unit. Di sisi lain, ia juga memiliki kewajiban untuk mengikuti Latihan Dasar (Latsar) CPNS sebagai syarat formal pembentukan integritas dan kompetensi ASN. Namun justru dari situ ia belajar tentang disiplin, adaptasi, dan ketangguhan mental.


Kisah senada datang dari Ummu Samhah Mufarrihah, dosen CPNS Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora (FISHUM). Ia diberi tugas mengembangkan dan memperbarui situs web fakultas. Bukan tugas pokok seorang dosen yang nanti akan ditekuninya, tetapi justru di sanalah ia menemukan makna.

“Jujur saya seneng sekali. Dari situ saya jadi mengetahui seluk-beluk FISHUM. Itu membuat saya lebih mengenal tempat kerja, bukan cuma dari ruang kelas, tapi juga dari sisi layanannya,” tuturnya dengan semangat.


Soal Latsar, ia mengakui model mandiri melalui MOOC memberikan fleksibilitas, tapi sekaligus memunculkan jebakan, terlena. “Tapi di situlah komitmen kita diuji. Saya kerjakan satu per satu, baik tugas dari satker maupun Latsar sebagaimana yang ditentukan” tegasnya.

Penempatan di bagian administrasi, bagi sebagian orang mungkin terdengar sepele. Namun di tangan UIN Sunan Kalijaga, ia diubah menjadi proses pembibitan yang penuh makna. Sebab dosen yang unggul bukan hanya yang fasih di ruang kuliah, tapi juga yang paham sistem, mampu bekerja lintas unit, dan menjadi agen transformasi kelembagaan.

Ketika para CPNS ini kelak naik panggung akademik dengan peran yang lebih besar, mereka tak hanya membawa ilmu, tapi juga pengalaman dasar yang membumi. Mereka sudah lebih dulu belajar dari akar.(humassk)