WhatsApp Image 2025-09-01 at 15.56.11.jpeg

Senin, 01 September 2025 16:08:00 WIB

0

Stadium Generale FUPI UIN Sunan Kalijaga: Menggali Relevansi Ilmu Ushuluddin dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0 dan Kecerdasan Buatan

Yogyakarta, 1 September 2025 – Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam (FUPI) Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta menggelar Studium Generale bertajuk “Mahasiswa Ushuluddin Menjawab Tantangan Artificial Intelligence: Dari Tradisi ke Transformasi Digital” pada Senin (1/9). Kegiatan yang diselenggarakan secara daring melalui Zoom Meeting ini sekaligus menjadi penanda dimulainya perkuliahan di tahun akademik 2025/2026.

Acara ini dihadiri oleh jajaran dekanat, para dosen, serta ratusan mahasiswa baru FUPI yang antusias menyambut orientasi akademik dengan tema yang relevan dan kontekstual terhadap zaman.

Dalam sambutannya, Rektor UIN Sunan Kalijaga, Prof. Noorhaidi Hasan, menekankan pentingnya peran FUPI sebagai salah satu fakultas tertua dan pilar utama kampus dalam melahirkan pemikir dan tokoh berpengaruh di Indonesia. “Pilihan saudara menempuh studi di FUPI menandakan minat akademik yang tinggi. Di sini, Anda akan ditempa menjadi peneliti, pemikir, sekaligus tokoh yang dapat diandalkan dalam menangani persoalan keagamaan dan sosial kini dan masa depan,” ujar Prof. Noorhaidi.


Ia juga menekankan bahwa mahasiswa Ushuluddin harus berpikir kritis dengan basis kuat pada khazanah Islam klasik, yang diperkuat oleh wawasan sosial-humaniora. Menurutnya, kombinasi ini akan melahirkan sarjana yang mampu berkontribusi di ranah intelektual nasional maupun global.

“Penguasaan bahasa asing, terutama Arab dan Inggris, adalah modal penting agar mahasiswa mampu menembus perguruan tinggi terkemuka dunia. Banyak alumni FUPI yang sukses melanjutkan studi di universitas-universitas bergengsi. Ini bukti bahwa FUPI terus melahirkan calon ilmuwan hebat yang siap bersaing di kancah global,” tambahnya.

Namun, Prof. Noorhaidi juga mengingatkan pentingnya kedisiplinan dan kesungguhan akademik. “Mahasiswa harus rajin membaca, kritis dalam berargumentasi, aktif dalam diskursus ilmiah, serta mengembangkan kemampuan kepemimpinan dan manajerial,” pungkasnya.

Sementara itu, Dekan FUPI, Prof. Dr. Robby Habiba Abror, secara resmi membuka acara dan menegaskan pentingnya adaptasi terhadap perkembangan teknologi dalam dunia akademik. Ia menyebut bahwa era digital adalah keniscayaan, dan civitas akademika dituntut untuk mampu memanfaatkannya dengan bijak tanpa kehilangan jati diri keilmuan.

“Teknologi seperti Artificial Intelligence harus kita pahami bukan hanya sebagai alat, tetapi juga sebagai tantangan filosofis dan etis yang harus direspon secara ilmiah. Inilah saatnya Ushuluddin hadir untuk menjembatani antara tradisi keilmuan dan transformasi digital,” ujarnya.

Acara ini menghadirkan dua narasumber lintas disiplin, yakni Dr. Fahrudin Faiz, filsuf sekaligus dosen Filsafat Islam UIN Sunan Kalijaga, serta Dr. Eng. Ir. Sunu Wibirama, dosen Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM). Keduanya membahas dinamika dan tantangan yang dihadapi umat Islam dalam menyikapi kecerdasan buatan serta pentingnya kolaborasi antara ilmu keislaman dan teknologi di era Revolusi Industri 4.0.

Melalui Studium Generale ini, FUPI menegaskan komitmennya untuk tetap relevan dan adaptif dalam menjawab persoalan zaman, tanpa meninggalkan akar keilmuannya yang kuat dalam tradisi dan spiritualitas Islam.(humassk)