WhatsApp Image 2025-05-05 at 08.36.35 (5).jpeg

Rabu, 30 April 2025 10:21:00 WIB

0

“Saat Guru Besar Bicara: Pendidikan Harus Memanusiakan, Bukan Mengindustrikan” PENGUKUHAN GURU BESAR UIN SUNAN KALIJAGA Prof. Dr. Sembodo Ardi Widodo, M.Ag



Di tengah arus deras industrialisasi pendidikan dan maraknya orientasi pasar dalam dunia akademik, Prof. Dr. Sembodo Ardi Widodo, M.Ag, tampil berbeda. Dalam orasi ilmiahnya yang berjudul "Memaknai Kembali Hakikat dan Sasaran Utama Pendidikan", yang dibacakan pada saat Pengukuhan Guru Besar UIN Sunan Kalijaga, Rabu 30 April 2025, ia memantik kesadaran kolektif untuk kembali menengok substansi terdalam dari pendidikan: memanusiakan manusia.

Orasi yang disampaikan dengan penuh refleksi filosofis itu membongkar kegelisahan atas wajah pendidikan hari ini. Bagi Prof. Sembodo, pendidikan bukanlah sekadar jalur menuju dunia kerja atau sekadar transmisi ilmu pengetahuan. Lebih dari itu, pendidikan adalah proses spiritual dan kultural yang membentuk pribadi manusia yang utuh—beriman, berakal, dan berakhlak.

"Pendidikan kita hari ini kehilangan arah. Ia telah menjadi industri, kehilangan keheningan, dan terjebak dalam kompetisi," tegasnya dari podium, dalam suasana yang hening namun sarat makna.

Menyitir pemikiran Ki Hadjar Dewantara, Paulo Freire, hingga al-Ghazali, Prof. Sembodo menyerukan perlunya reorientasi pendidikan. Sasaran utamanya bukan sekadar lulusan yang kompeten, tapi pribadi yang bijak, sadar, dan bermartabat. Pendidikan, katanya, adalah “jalan menuju keikhlasan dan kesadaran diri yang transenden.”


Ia mengusulkan agar pendidikan dipahami sebagai amal ibadah, bukan layanan jasa. Dengan begitu, guru bukan sekadar pengajar, melainkan penuntun ruhani yang memikul amanah kemanusiaan.

Tak pelak, orasi ini menjadi semacam manifesto peradaban. Di tengah kegamangan zaman, Prof. Sembodo menghidupkan kembali nyala idealisme pendidikan, yang selama ini redup di balik laporan akreditasi dan indeks kinerja.

Orasinya bukan hanya menyentuh nalar, tapi juga menggugah nurani—menawarkan harapan bahwa pendidikan masih bisa menjadi ladang kesalehan, tempat tumbuhnya manusia yang utuh, bukan hanya pekerja yang patuh. (humassk)