WhatsApp Image 2025-07-29 at 09.43.22.jpeg

Senin, 28 Juli 2025 09:50:00 WIB

0

PKDP UIN Sunan Kalijaga 2025, Ruang Temu Dosen Pemula dan Intelektual Bangsa

UIN Sunan Kalijaga kembali menunjukkan kualitasnya dalam pengembangan mutu sumber daya manusia pendidikan tinggi Islam. Melalui program Peningkatan Kompetensi Dosen Pemula (PKDP) Tahun 2025, kampus ini menjadi motor penggerak strategis dalam membangun fondasi profesionalisme akademik bagi para dosen pemula di lingkungan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI).

Bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Republik Indonesia, program yang digelar tahun ini mendapat respons positif dari peserta lintas perguruan tinggi. Di balik semangat mereka, mengalir rasa syukur dan antusiasme atas kesempatan emas belajar langsung dari para pemimpin, ilmuwan terkemuka, dan pemangku kebijakan di negeri ini.

Menyikapi kegiatan yang akan berakhir pada 30 Juli 2025 ini, Dosen Ilmu al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijagan, Nur Edi Prabha Susila Yahya, , mengungkapkan, PKDP bukan sekadar pelatihan teknis, melainkan langkah strategis yang membentuk karakter dan identitas akademik dosen sejak dini. “PKDP ini merupakan langkah strategis dalam membangun fondasi profesionalisme akademik bagi dosen pemula di lingkungan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam,” ungkapnya.

Menurutnya, pendekatan PKDP yang reflektif, dialogis, dan berbasis kebutuhan telah menjadi medium transformatif bagi dosen baru untuk memahami dan menjalankan peran tridarma secara utuh, yakni sebagai pendidik, peneliti, dan pengabdi masyarakat. “Kegiatan ini tidak hanya memperkuat kemampuan pedagogik dan metodologi pengajaran, tetapi juga menanamkan nilai-nilai integritas ilmiah serta tanggung jawab sosial,” lanjutnya.

Tak hanya itu, ia juga menyampaikan apresiasi atas komitmen UIN Sunan Kalijaga dan Kementerian Agama RI dalam memfasilitasi penguatan SDM PTKI. “Kami menyampaikan terima kasih dan apresiasi atas inisiatif dan dedikasi UIN Sunan Kalijaga dan Dirjen Pendis Kemenag RI. PKDP layak menjadi model nasional dalam pembinaan dosen pemula,” tegasnya.

Suara senada datang dari peserta PKDP lainnya,  Dosen Institut Ilmu al-Qur’an (IIQ) An Nur Yogyakarta, Alfi Laila Holili. Ia menyebut ilmu dan pengalaman yang didapat dari PKDP sangat membantunya dalam pengembangan karier profesional. Kualitas narasumber menjadi salah satu daya tarik utama program ini. “Pematerinya luar biasa. Mereka adalah pimpinan universitas, guru besar, dan dosen senior UIN Sunan Kalijaga yang kaya akan pengalaman,” ujarnya.

Benar saja, barisan narasumber yang hadir dalam PKDP 2025 ini mencerminkan kualitas akademik terbaik yang dimiliki Indonesia. Hadir sebagai salah satu inspirator utama adalah Prof. Dr. Amin Abdullah, Rektor dua periode UIN Sunan Kalijaga sekaligus penggagas gagasan besar integrasi-interkoneksi ilmu. Dalam materinya bertajuk "Membangun Integrasi Keilmuan dan Keislaman", Prof. Amin menguraikan akar-akar filosofis integrasi ilmu, pandangan keilmuan kontemporer, serta metode dan pendekatan pembelajaran yang menyatukan nalar ilmiah dan nilai-nilai keislaman.


Dalam kesempatan yang sama, Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama UIN Sunan Kalijaga. Dr. Abdur Rozaki, dengan gaya penyampaian yang sistematis dan aplikatif serta kritis mengupas tuntas tentang Model, Pendekatan, Strategi, dan Metode Pembelajaran, sebuah topik yang menjadi tulang punggung praktik pengajaran di perguruan tinggi.

Dalam paparannya, Dr. Rozaki menjelaskan bahwa strategi pembelajaran bukan sekadar pilihan teknis, melainkan rencana instruksional yang komprehensif yang mengintegrasikan metode, teknik, dan tahapan pelaksanaan untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Strategi pembelajaran, menurutnya, mencerminkan keputusan-keputusan penting yang harus diambil seorang dosen dalam merancang pengalaman belajar yang bermakna. Sesi ini membuka wawasan baru bagi para dosen pemula bahwa mengajar bukan hanya soal menyampaikan, tapi merancang proses belajar yang hidup, kontekstual, dan membangkitkan daya kritis mahasiswa.

Sementara itu, Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis) Prof. Dr. Phil. Sahiron yang juga pernah menjabat sebagai Wakil Rektor dan Direktur Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga, mengangkat tema Moderasi Beragama. Di tengah keragaman etnis, agama, budaya, dan pandangan hidup yang menjadi ciri khas Indonesia, moderasi menjadi fondasi penting untuk menciptakan ruang akademik yang inklusif, toleran, dan produktif.

Sesi yang tidak kalah menarik, disampaikan oleh Dekan Fakultas Adab dan Ilmu Budaya Prof. Dr. Nurdin, yang membedah persoalan karier dan jabatan dosen. Dengan lugas, beliau menjelaskan berbagai hambatan klasik seperti status dosen yang belum jelas, beban kerja administratif yang tinggi, hingga penghasilan yang belum layak. “Permendikbudristek No. 44 Tahun 2024 hadir sebagai angin segar untuk memperkuat tata kelola SDM dosen. Ini saatnya berbenah,” ungkapnya tegas.

Pengayaan wawasan akademik pun diperdalam oleh Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan  Dr. Andi Prastowo. Ia memperkenalkan desain pembelajaran berbasis Outcome-Based Education (OBE), termasuk identifikasi capaian pembelajaran, model pembelajaran, hingga strategi/ metode / model pembelajaran setiap mata kuliah.

Tak hanya itu, masih banyak deretan narasumber lainnya yang turut memberikan insight dan asupan penting bagi para peserta PKDP dalam upaya mereka menjadi dosen yang profesional, adaptif, dan kontributif. Salah satunya melalui materi academic writing, yang disampaikan sebagai pengingat penting bagi para dosen pemula untuk tidak hanya mengajar, tetapi juga aktif menghasilkan pengetahuan baru melalui penelitian ilmiah.

Bagi seorang dosen, bahwasanya menulis karya ilmiah bukan sekadar tuntutan administratif, melainkan bagian esensial dari kontribusi akademisi terhadap kemajuan ilmu pengetahuan dan penyelesaian persoalan masyarakat. Dalam semangat itulah, penelitian diarahkan untuk menyentuh problem nyata di lapangan, agar hasilnya tidak berhenti di meja seminar atau jurnal ilmiah, tetapi benar-benar memberi manfaat konkret bagi publik.(humassk)