JEJAK INKLUSI Ibrahim Alaihissalam: "Bagaimana MENURUT Pendapatmu Wahai ANAKKU?"
Sahabat inklusi
Pertanyaan monumental Nabi Ibarahim kepada Ismail anaknya, yang hendak disembelih atas perintah Allah..adalah statemen yang sangat inklusif diabadikan dalam Al-Qur'an
..begini, bayangkan saja...Bahkan untuk sesuatu kebenaran ilahi yang sangat Ibrahim yakini sekalipun, Ibrahim masih tetap mengundang hak partisipasi dari anaknya dengan jalan bertanya: "bagaimana menurut pendapatmu wahai anakku?"
Saya merasakan Ini adalah pertanyaan yang sangat sakral, menunjukan bagaimana keyakinan atas sebuah kebenaran TIDAK BOLEH menutupi pendapat dan hak partisipasi dari pihak lain, kita ditunjukan jalan kepada praktek mendengarkan dengan hormat suara kenyataan... Ibrahim tidak menggenggam kebenaran sendirian, ia melemparkannya dalam kehidupan untuk diuji dalam tanya-jawab eksistensial...
Karakter inklusif Nabi Ibrahim ini adalah teladan yang jernih tidak hanya bagi para orangtua dalam mengasuh anaknya untuk ikhlas menundukan ego "rasa kebenaran" orang tua dihadapan hak partisipasi anak, tetapi juga teladan bagi dunia akademik dalam membangun ekosistem yang sangat penting dalam membangun kampus inklusi... agar membuka kesempatan bagi siapapun untuk masuk berpartisipasi dalam proses dunia perkuliahan, berbagi pikiran dan pengalaman bertanya...
Kita berdo'a, masih dalam suasana Yaumu Tasyrik, Idul Adha ini...Semoga kita semua di-Ibrahim-kan oleh Allah... Menjalani setiap dialog dalam suasana inklusi adalah mengenakan toga dialognya Ibrahim dan Ismail...itu adalah sebuah dialektika material maupun intelektual, ia tidak hanya sekedar sebuah dialog akademik, tetapi jauh lebih dasar lagi, masuk ke dalam jantungnya akademik... adalah dialog spiritual yang senantiasa dirawat di setiap kampus, termasuk di kampus UIN Sunan Kalijaga : "Empowering Knowledge Shaping The Future"